5/26/2014

KRITIK ATAS TEORI KARL MARX (TEORI NEO MARXIAN)



A.    Determinasi ekonomi
Gagasan Marx mengenai konsep meterialisme sejarah yang mengabsenkan pentingnya sebuah gagasan dan kontribusinya pada sejarah. Disebut juga sebagai materialis karena sejarah dianggap ditentukan oleh syarat-syarat produksi material, materialisme disini bukan dalam arti filosofis, sebagai kepercayaan bahwasanya realita adalah materi, melainkan menunjuk pada hal yang menentukan sejarah. Dan jawabannya adalah keadaan material=ekonomi, bukan pada pikiran dan gagasan. Material yang ditekankan adalah produksi kebutuhan material manusia, cara manusia menghasilkan apa yang dibutuhkan manusia untuk hidup. Sikap material dari Marx juga menunjukkan bahwa Marx memahami semua kepentingan hanya sebagai yang ekonomis saja, entah langsung entah tidak langsung, ia memandang kekuasaan politik hanya menhadi kepentingan sebagai fungsi kekuasaan ekonomis. Marx dalam perspektifnya menyatakan bukan cita-cita kebebasan yang menjadi kekuatan dalam sejarah modern tetapi kebutuhan kelas kapitalis akan tersedianya buruh saat dibutuhkan dan lingkungan atau kondisi-kondisi yang berada disekitar dimana memungkinkan terlaksananya ide tersebut, kelangsungan dan tentunya dampak dari ide tersebut yang akan membaur dengan lingkungan tersebut.
Determinasi ekonomi adalah dimana hal-hal yang bersifat mendasar (basis) seperti bentuk modal, alat-alat produksi, dan kekuatan-kekuatan modal lainnya yang mempengaruhi sejarah, bukan kehidupan sosial seperti agama, politik, filsafat, seni, bahkan negara (suprastruktur) lah yang mempengaruhi dan membuat sejarah.
Marx memandang segala perubahan politis adalah hal-hal yang berkaitan dengan produksi kemajuannya dimana tujuan dari sejarah adalah kemajuan dalam perbaikan hidup manusia yang hanya bisa dilakukan di tahapan duniawi. Istilah “basis” dalam beberapa literature disebut sebagai “infrastuktur” dengan ciri-ciri basis adalah pertentanga antara kelas-kelas atas dan kelas-kelas bawah. Sedangkan “suprastruktur” juga disebut “bangunan atas” dengan ciricirinya adalah yang mengatur kehidupan masyarakat diluar hal-hal keproduksian, termasuk norma, agama, kesehatan, sistem pendidikan, lalu lintas, dll.
Marx menemukan hukum yang mengatur perkembangan masyarakat dan sejarah yaitu ekonomi. Ekonomi adalah hal yang mndasar bagi pandangan sejarah materialistiknya. Dan inilah yang menjadikannya sebagai pemikir sosialisme ilmiah, sosialisme yang tidak berdasarkan harapan atau keingan khayalan belaka, semuanya serba benda dan berdasarkan kepada analisis ilmiah terhadap perkembangan kehidupan hukum masyarakat. Ia merumuskan bidang ekonomi menentukan aspek politik dan pemikiran manusia, meski factor ekonomi sendiri ditentukan oleh konflik antara golongan pekerja dan pemilik modal yang konflik tersebut dipertajam oleh inovasi di bidang teknik produksi. Pertentangan tersebut juga akhirnya akan meledak dalam sebuah revolusi yang akan mengubah struktur dan kekuaaan di bidang ekonomi, kenegaraan, dan gaya berfikir manusia.
Marx juga mengatakan bahwa sistem kapitalis akan runtuh setelah terjadinya revolusi. Revolusi yang akan memecah kelas-kelas menjadi saling bertentangan dan menghasilkan masyarakat sosialis karena berhasil menghilangkan kelas dalam masyarakat.
B.     Marxime Hegelian
Akibat dari kritik dan kecaman, determinasi ekonomi mulai pudar arti pentingnya, dan sejumlah teoritisi mengembangkan ragam lain dari teori Marxian. Sekelompok Marxis kembali lagi pada akar-akar Hegelian Marxis awal pada level objektif dan material. Marxis Hegelian awal berusaha mengembalikan dialektika antara aspek subjekif dan aspek objektif kehidupan social. Refikasi. Sejak awal lukacs menjelaskan bahwa ia tidak sepenuhnya menolak karya Maxis ekonomo tentang reifikasi, namun sekedar berusaha memperluas dan menguraikan lagi gagasangagasan mereka.
Kelas dan Kesadaran Palsu. Kesadaran Kelas merujuk pada system kepercayaan yang dimiliki bersama oleh mereka yang menempati posisi kelas yang sama dalam masyarakat. Lukacs menjelaskan bahwa kesadaran kelas bukanlah jumlah atau Rata-rata kesadaran individu; dia menjadi milik sekelompok orang yang memiliki tempat serupa dalam sebuah system produksi. Pandangan ini mengarah pada focus kesederhanaan kelas borjuasi dan khususnya proletariat. Dalam karya Lukacs, terdapat kaitan jelas antara posisi ekonomi objektif, kesadaran kelas dan pemikiran manusia yang rill dan Psikologis tentang kehidupan mereka (1992/1968: 51).

C.    Teori kritis
Teori kritis adalah produk dari sekelompok neo-Marxis jerman yang tidak puas dengan kondisi teori Marxian (Bernstein, 1995; Kellner, 1993; untuk pandangan yang lebih luas tentang teori kritis, baca Agger, 1998), khususnya kecenderungan teori ini kearah determinisme ekonomi.
Kritik atas Teori Marxian. Teori kritis menjadikan teori-teori Marxian sebagai pijakan awal kritiknya. Para teori kritis begitu terusik oleh para determiis ekonomi-para Marxis mekanistis, atau mekanis (Antonio, 1981; Schroyer, 1973; Sewart, 1978). Kritik Positivisme. Teoretisi kritis juga memusatkan perhatian pada dukungan filosofis terhadap penelitian ilmiah, khususnya yang beraliran positivism (Bottomore, 1984; Halfpenny, 2001; Morrow, 1994). Kritik atas positivisme, paling tidak sebagian, terkait dengan kritik atas determinisme ekonomi, karena beberapa orang yang menganut paham determinis menerima sebagian atau keseluruhan teori pengetahuan positivistik.
D.    Sosiologi ekonomi neo Marxian
Pemikir neo Marxian (misalnya teoritisi kritis) tak banyak membahas lembaga ekonomi, sekurangnya sebagai reaksi terhadap ekses pemikiran pemikir determinisme ekonomi. Namun reaksi itu dengan sendirinya telah menggerakkan serentetan reaksi balik. Bagian ini akan menjelaskan pemikiran beberapa pemikir Marxis yang kembali memusatkan perhatian pada bidang ekonomi. Pemikiran mereka tak semata ulangan teori Marxian awal. Pemikiran mereka merupakan upaya menyesuaikan teori Marxian dengan realitas masyarakat kapitalis modern. Di bagian ini akan dibahas dua kelompok karya. Pertama berfokus pada isu modal dan tenaga kerja secara luas. Yang kedua adalah karya kontemporer yang lebih sempit, tentang transisi dari Fordisme ke post-Fordisme.
Modal dan Tenaga Kerja
Pemahaman asli Marx tentang struktur dan proses ekonomi, didasarkan atas hasil  analisisnya tentang kapitalisme di zamannya (pertengahan abad 20) yang dapat kita bayangkan sebagai kapitalisme kompetitif. Industri kapitalis relatif tergolong kecil. Akibatnya tak ada industri tunggal atau sekelompok kecil industri yang dapat mengendalikan pasar sepenuhnya dan tanpa persaingan. Kebanyakan pemikiran ekonomi Marx didasarkan atas premis (yang memang akurat di zamannya) bahwa kapitalisme adalah sebuah sistem kompetitif.
Monopoli modal
Dalam konteks inilah kita harus memeriksa karya Paul Baran dan Sweezy (1966). Kedua pemikir ini memulai dengan mengkritik ilmu social Marxian karena mengulangi rumusan yang sudah lazim dan karena gagal menerangkan  perkembangan penting terakhir yang terjadi di dalam masyarakat kapitalis. Mereka menuduh teori Marxian mengalami stagnasi karena teori itu terus bersandar pada asumsi ekonomi kompetitif. Menurut mereka teori Marxian modern mestinya menyadari bahwa kapitalisme persaingan sebagian besar telah digantikan oleh kapitalisme monopoli.
Kapitalisme monopoli dalam satu hal berarti pengendalian satu atau sedikit kapitalis terhadap sektor ekonomi tertentu. Jelas dalam kapitalisme monopoli kompetisi jauh lebih sedikit ketimbang dalam kapitalisme kompetitif. Dalam kapitalisme kompetitif organisasi usaha bersaing atas dasar harga; artinya kapitalis berupaya menjual barang lebih banyak dengan menawarkan harga lebih rendah. Dalam kapitalisme monopoli perusahaan tak lagi bersaing dengan cara seperti itu karena satu atau beberapa perusahaan mengendalikan pasar; kompetisi bergeser ke bidang penjualan. Periklanan, pengemasan, dan metode lain yang bertujuan menarik minat kosumen potensial adalah bidang utama kompetisi.
Tenaga Kerja dan Monopoli Modal.
Untuk mengembangkan analisis Marx, Braverman menyatakan bahwa konsep “kelas buruh” tidak mendeskripsikan sekelompok orang atau kelompok tertentu, tetapi lebih merupakan sebuah pernyataan tentang proses pembelian dan penjualan tenaga kerja. Dilihat dari proses itu, Braverman bahwa dalam kapitalisme modern sebenarnya tak seorang pun di antara tenaga kerja itu memiliki alat produksi; karena itu segolongan besar orang pekerja kantoran dan pelayan terpaksa menjual tenaga kerja mereka kepada segolongan kecil yang memiliki alat produksi. Menurut Braverman, pengendalian dan eksploitasi kapitalis maupun proses yang berasal dari mekanisasi dan rasionalisasi diperluas ke pekerja kantoran dan pelayan meski dampaknya belum sebesar yang dialami oleh buruh kasar.
E.     Marxisme yang berorientasi historis
Pemikir Marxis yang berorientasi ke riset historis mengaku sebagai Marxian yang benar-benar memusatkan perhatian pada sejarah. Riset historisris Marx paling terkenal adalah formasi ekonomi prakapitalis (1857-1858/ 1964). karya yang merefleksikan orientasi historis, karya Immanuel Wallerstein (1974,1980, 1989,1992,1995; Chase-Dunn, 2001) tentang sistem dunia modern.
Sistem Dunia Modern
Wallerstein memilih unit analisis tak seperti yang digunakan oleh kebanyakan pemikir Marxian. Ia tak memperhatikan pekerja, kelas atau bahkan negara karena ia melihat sebagian besar variabel tersebut terlalu sempit untuk tujuan analisisnya. Sebaliknya, ia memusatkan perhatian pada kesatuan ekonomi luas dengan pembagian kerja yang tak dibatasi oleh batasan politik atau kultural. Ia menemukan bahwa unit dalam konsep sistem dunianya itu sebagian besar adalah sosial yang memenuhi kebutuhan sendiri dengan batas dan jangka hidup yang dapat ditetapkan; artinya sistem sosial itu tak kekal selamanya.
Sistem itu secara internal tersusun dari berbagai jenis struktur sosial dan kelompok-kelompok yang menjadi anggotanya. Menurut wallerstein sistem itu dipersatukan bersama oleh berbagai jenis kekuatan yang mengandung ketegangan di dalamnya. Kekuatan ini selalu berpotensi untuk merobek sistem sehingga terpecah-pecah. Wallerstein menyatakan bahwa sejauh ini kita hanya mempunyai dua tipe sistem dunia. Pertama adalah kekaisaran dunia, contohnya kekaisaran Romawi kuno. Kedua, adalah sistem ekonomi dunia kapitalis modern. Kekaisaran dunia berdasarkan dominasi politik (dan militer) sedangkan sistem ekonomi dunia kapitalis bersandarkan pada dominasi ekonomi. Ekonomi dunia kapitalis dipandang lebih stabil ketimbang kekaisaran dunia karena beberapa alasan. Pertama, ekonomi dunia kapitalis mempunyai basis lebih luas, karena meliputi banyak negara. Kedua, mempunyai proses stabilisasi ekonomi yang terpasang permanen. Masingmasing kesatuan politik di dalam ekonomi dunia kapitalis menyerap apa pun kerugian yang terjadi, sedangkan keuntungan ekonomi didistribusikan ke tangan privat. Wallerstein meramalkan kemungkinan munculnya sistem dunia ketiga, sebuah pemerintahan dunia sosialis. Sementara sistem ekonomi kapitalis memisahkan politik dari sektor ekonomi, ekonomi dunia sosialis akan menyatukannya kembali.
F.     Teori past marxis
Sepanjang berjalanya teori-teori Marxist ini dipahami dan digunakan untuk malukan perubahan-perubahan dalam bentuk-bentuk perlawan-perlawan yang dilakukan oleh kelas proletar terhadap kelas borjuasi untuk merebut alat produksi dan nilai lebih tadi sampai pada tindakan merebutkan kekuasaan Negara yang tidak hanya alat produksi saja.
Dalam konteks ini muncul tanda tanya yang semakin besar dan semakin terfokus arahnya pada keseluruhan cara memahami sosialisme dan jalan yang harus ditempuh olehnya. Hal inilah yang mendorong munculnya kembali pemikiran kritis-pemikiran kritis yang bersifat menggerogoti namun memang tak bisa dielakkan terhadap basis teoritis dan polirik yang menjadi fondasi dari bangunan horizon intelektual kiri yang tradisional. Serangkaian fenomena baru yang merupakan dasar terjadinya mutasi itu, juga munculkan desakan yang semakin kuat untuk melakukan penilaian ulang secara teoritis. Fenomena baru itu seperti misalnya gerakan feminism baru, gerakan-gerakan protes yang bersifat etnik, nasional dan minoritas gender, perjuangan ekologi anti-sistem yang dilakukan oleh lapis-lapis masyarakat yang termarjinalkan, gerakan anti senjata nuklir, bentuk-bentuk ganjil dari perjuangan sosial di Negara-negara periferi kapitalis. Fenomena-fenomena baru itu mengimplikasikan terjadinya gerak perluasan konflik sosial ke wilayah yang semakin luas sehingga menciptakan potensi, namun hanya sebatas potensi, bagi terciptanya sebuah gerak kemajuan kea rah masyarakat-masyarakat yang semakin lebih bebas, demokratis dan egalitarian.

Daftar Pustaka

Plekanov, Masalah-Masalah Dasar Marxisme. Jakarta: 2002 Penerjemah: Ira Iramanto
Magnis-Suseno, Frans. Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta: Gramedia. 1999.
Magnis-Suseno, Frans. Etika Politik: Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. Jakarta: Gramedia. 2003
Suhelmi, Ahmad. Pemikiran Politik Barat: Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Mayarakat dan Kekuasaan. Jakarta: PT. Gramedia. 2001
Ernesto Laclau and Chantal Mouffe, Hegemoni dan Strategi Sosialis: Postmarxisme+Gerakan Sosial Baru. Yogyakarta: Versi, 2008 Penerjemah: Eko Prasetya Darmawan
Plekanov, Masalah-Masalah Dasar Marxisme. Jakarta: 2002 Penerjemah: Ira Iramanto.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
animasi bergerak gif
animasi bergerak gif