4/11/2014

“TEORI KRITIK KARL MARX”



A.    Kegiatan Dialog Sebagai Solusi Serta Metode – Metode Dialog Yang Mengikuti


Menurut Karl Marx, Dialegtika suatu metode diskusi tertentu dan satu cara tertentu dalam berdebat yang di dalamnya ide-ide kontradiktif dan pandangan-pandangan yang bertentangan dilontarkan. Masing-masing pandangan itu berupaya menunjukan titik-titik kelemahan dan kesalahan yang ada pada lawannya, berdasarkan pada pengetahuan-pengetahuan dan proposisi-proposisi yang sudah diakui. Dengan demikian berkembanglah pertentangan antara penafian dan penetapan dilapangan pembahasan dan perdebatan, sampai berhenti pada kesimpulan yang di dalamnya salah satu pandangan yang bertentangan itu dipertahankan, atau sampai munculnya cara pandang baru yang merujukkan kelemahan masing-masingnya.
Dengan istilah metode dialegtika, Karl Marx mengacu pada kondisi-kondisi fundamental eksistensi manusia. Ajaran filsafat Marx disebut juga materialisme dialektik, dan disebut juga materialisme historis. Disebut sebagai materialisme dialektika karena peristiwa ekonomis yang didominir oleh keadaan ekonomis yang meteriil itu berjalan melalui proses dialektika: teses, antitesis dan sisntesis.
Mula-mula manusia hidup dalam keadaan komunistis asli tanpa pertentangan kelas, dimana alat-alat produksi menjadi milik bersama (tesis). Kemudian timbul milik pribadi yang menyebabkan adanya kelas pemilik (kaum Kapitalis) dan kelas tanpa milik (kaum proletar yang selalu bertentangan), disebut antitesis. Jurang antara kaum kaya (kapitalis) dan kaum miskin (proletar) semakin dalam. Maka timbullah krisis yang hebat. Akhirnya kaum proletar bersatu mengadakan revolusi perebutan kekuasaan. Maka timbullah diktaktur proletariat dan terwujudlah masyarakat tanpa kelas dimana alat-alat produksi menjadi milik masyarakat atau Negara (sintesis).
Marx menganut dialektika tersebut dan menempatkan filsafat materialismenya dalam bentuk dialektika murni. Jadi, dialektika modern, menurut klaim-klaim kaum dialektiawan, adalah hukum berfikir dan sekaligus realitas. Karena itu, dialektika modern adalah metode berfikir dan prinsip yang menjadi dasar eksistensi dan perkembangan realitas. Gerak pikiran tidak lain hanyalah cermin gerak realitas yang dipindahkan dan ditransformasikan di dalam benak manusia.
B.     Sifat Dasar Manusia
Karl Marx percaya bahwa ada kontradiksi nyata antara sifat dasar manusia dan cara manusia bekerja dalam masyarakat kapitalis. Bagi Marx, ada suatu sifat dasar manusia pada umumnya, akan tetapi yang penting adalah cara sifat tersebut “dimodifikasi pada masing masing tahapan sejarah” ketika berbicara tentang sifat dasar umum kita marx sering menggunakan istilah species being, yang dimaksud dalam istilah tersebut adalah potensi potensi atau kekuatan kekuatan yang unik yang membedakan kita dengan mahkluk lain.
Dalam hubungan antara  kerja dengan sifat dasar manusia, terdapat  perbedaan antara manusia dengan mahkluk lain yang berkaitan dengan kerja, pertama, yang membedakan kita dengan mahkluk lain adalah bahwa kerja kita mewujudkn suatu hal di dalam realitas yang sebelumnya hanya ada di dalam imajinasi. Marx menyebut proses di mana kita menciptakan obyek obyek eksternal di luar pikiran kita dengan istilah obyektivikasi. Kedua, kerja ini bersifat material. Ketiga bahwa kerja ini tidak hanya mengubah alam, tetapi juga mengubah kita termasuk kebutuhan, kesadaran dan sifat dasar kita. Kerja oleh karena itu pada saat yang sama merupakan (1) obyektivikasi tujuan manusia, (2) pembentukan suatu relasi yang esensial antara kebutuhan manusia dengan obyek Material kebutuhan manusia, dan (3) transformasi sifat dasar manusia.
Penggunaan istilah kerja oleh marx, tidak dibatasi untuk aktifitas ekonomi belaka, melainkan mencangkup seluruh tindakn tindakan produktif, di mana kita mengubah dan mengolah alam material untuk tujuan kita. Apapun yang diciptakan melalui aktivitas bertujuan yang bebas ini merupakan suatu ekspresi dan transformasi hakikat kemanusiaan kita. Kerja bahkan kerja artistic merupakan respon terhadap kebutuhan dan transformasi yang di bawa kerja itu, juga mentransformasiakan kebutuhan kita. Di samping itu, kerja merupakan aktifitas sosial. Kerja melibatkan orang lain secara langsung dalam produksi produksi, atau tidak langsung karena orang lain menyediakan alat alat atau bahan mentah yang kita butuhkan untuk kerja kita. Kerja tidak hanya mentranformasikan kemanusiaan secara individual, tetapi juga mentranformasikan masyarakat. Oleh kaarena itu, transformasi individu melalui kerja dan tranformasi kerja dan transformasi masyarakat tidak dapat dipisahkan.
C.    Alienasi
Dalam hubungan antara kerja dengan sifat dasar manusia terdapat hubungan inheren, akan tetapi hubugan tersebut dapat diselewengkan oleh kapitalisme, yang kemudian di kenal dengan aliensi. Marx menganalisis bentuk yang aneh bahwa hubungan manusia dengan kerja manusia berada di bawah kapitalisme. Kita tidak lagi melihat kerja kita sebagai sebuah ekspresi dan tujuan kita. Tidak ada obyektivasi. melainkan, kita bekerja berdasarkan tujuan kapitalis yang menggaji dan mengubah kita. Di dalam kapitalisme, kerja tidak lagi menjadi tujuan pada dirinya sendiri (sebagai ungkapan dari kemampuan dan potensi kemanusiaan ) melainkan tereduksi menjadi sarana untuk mencapai tujuan, yaiu memperoleh uang. Marx menggunakan konsep alienasi untuk menyatakan pengaruh produksi kapitalis terhadap manusia dan masyarakat. Hal terpenting yang perlu di catat adalah sistem dua kelas di mana kapitalis menggunakan dan memperlakukan para pekerja sebagaimana produk produk akhir dan para pekerja dipaksa menjual waktu kerja mereka kepada kapitalis agar mereka bisa bertahan.
Aliensi terdiri dari empat unsur dasar. Pertama, para pekerja di dalam masyarakat kapitalis teraliensasi dari aktivitas produktif mereka. Kaum pekerja tidak memproduksi obyek berdasarkan ide mereka sendiri, melainkan bekerja kepada kapitalis untuk menyambung hidup mereka dengan menerima imbalan. Kedua, pekerja tidak hanya teraliensasi dari aktivitas produktif, akan tetapi juga dari tujuan aktivitas aktivitas tersebut ( produk). Produk kerja mereka tidak menjadi milik mereka, melainkan menjadi milik para kapitalis. Ketiga, para pekerja di dalam kapitalisme teralienasi dari semua pekerja. Asumsi marx adalah bahwa manusia pada dasarnya membutuhkan dan menginginkan bekerja secara kooperatif untuk mengambil apa yang mereka butuhkan dari alam untuk terus bertahan. Namun, di dalam kapitalisme kooperasi ini dikacaukan, dan manusia dipaksa untuk bekerja untuk kapitalis dan tidak saling kenal walaupun mereka bekerja berdampingan. Terakhir, para pekerja dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari potensi kemanusiaan mereka sendiri. Kerja tidak lagi menjadi transformasi  dan pemenuhan sifat dasar manusia, akan tetapi membuat kita merasa kurang menjadi manusia dan kurang menjadi diri kita sendiri.

D.    Struktur Masyarakat Kapitalis
Marx menganalisis tentang aliensi merupakan respon terhadap perubahan okonomi, sosial politis. Dia mengkritik masyarakat kapitalis dan program untuk menanggulangi struktur kapitalisme agar orang bisa mengekspresikan kemanusiaan yang esensial.  Kapitalisme adalah sistim kekuasaan, kekuasaan politis telah diubah menjadi relasi ekonomi, dan jadialah kapitalisme adalah suatu cara menjalankan kekuasaan dan proses eksploitasi pekerja.

·         Komoditas
Pandangan marx tentang komoditas berakar dari orientasi materialisnya,dengan fokus pada aktivitas aktivitas produktif para aktor. Pandangan marx bahwa di dalam interaksi interaksi mereka dengan alam dan para aktor lain, orang-orang memproduksi obyek-obyek yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup. Obyek ini di produksi untuk digunakan oleh dirinya sendiri atau orang lain di dalam lingkingan terdekat. Inilah yang disebut marx sebagai nilai guna komoditas. Para aktor bukannya memproduksi untuk dirinya atau asosiasi langsung mereka, melainkan untuk orang lain ( kapitalis).
·         Fetisisme komoditas-komoditas
Fetisisme komoditas adalah kondisi ketika komoditas menjadi realitas independen, menjadi sumber aliensi. Ekonomi memiliki fungsi produksinilai yang diperankan oleh aktor. Relasi sosial antarmanusia terlihat seolah menjadi relasi antarbenda. Fetisisme diartikan pula reifikasi, penyesuatuan tau proses memercayai secara manusiawi bentuk sosial merupakan bentuk alami, universal, absolut. Struktur sosial berada diluar kontrol mereka dan tidak bisa diubah.
·         Kapital, kapitalis, dan proletariat
Proletar adalah para pekerja yang menjual kerja mereka dan tidak memiliki alat alat produksi sendiri. Walaupun mereka tidak memiliki sarana dan pabrik sendiri, marx percaya bahwa proletariat bahkan akan kehilangan keterampilan mereka seiring dengan meningkatnya mesin mesin yang menggantikan keterampilan mereka. Kerena proletar hanya memiliki sarana untuk memproduksi kebutuhan kebutuhan mereka sendiri, maka mereka harus menggunakan upah yang mereka peroleh untuk membeli apa yang mereka butuhkan ( yang mereka buat). Maka dapat disimpulkan bahwa proletariat sepenuhnya bergantung pada upahnya untuk bertahan hidup. kapitalis adalah orang orang yang memiliki alat alat produksi. Bagaimanapun, sebelum kita mengerti apa itu kapitalis, maka kita harus mengerti dahulu apa itu capital. Capital adalah uang yang menghasilkan lebih banyak uang. Dengan kata lain, capital lebih merupakan uang yang diinvestasiakn ketimbang uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia.
·         Eksploitasi
Eksploitasi merupakan suatu bagian penting dari ekonomi kapitalis. Tentu saja, semua masyarakat memiliki sejarah eksploitasi, Untuk mengubah uangnya menjadi kapital pemilik uang harus bertemu di pasar dengan buruh buruh yang bebas, bebas dalam dua pengertian, di satu sisi sebagai seseorang yang bebas dia bisa mengatur tenaganya sebagai komoditasnya sendiri, dan di sisi lain sebagai seseorang yang tidak memiliki komoditas lain untuk dijual, dia kekurangan segala sesuatu yang penting untuk merealisasikan tenaganya.
·         Konflik dan teori kelas sosial
Kelas sosial atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis (atau stratifikasi) antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya. Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial, namun tidak semua masyarakat memiliki jenis-jenis kategori golongan sosial yang sama. Berdasarkan karakteristik stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Marx menggunakan istilah kelas untuk menyatakan sekelompok orang yang berada di dalam situasi yang sama dalam hubungannya dengan kontrol mereka terhadapa alat alat produksi.

E.     Pemahaman Tentang Materialistis
Materialisme adalah sebuah paham yang begitu populer di tengah kehidupan manusia, Pertumbuhan laju ekonomi yang semakin deras merupakan jasa dari materialisme yang telah berhasil menanamkan pengaruhya dalam dalam alam fikiran manusia, Produksi yang di imbangi oleh permintaan barang dan jasa yang besar menjadi penopang bagi mengalirnya masyarakat industri.
Karl Marx mengkritisi gagasan dari Feuerbach tentang materialism kontemplatif yang dianggap tidak cukup dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan, dibutuhkan suatu konsep materialisme yang lebih bersifat praktis atau terapan. Menurut Marx kasadaran manusia terus menerus mengalami perubahan, perubahan tersebut akan berjalan selaras dengan aktivitas manusia untuk mencukupi kebutuhan materialnya seperti bagaimana mencari makan, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya inilah yang kemudian menurut Marx menjadi faktor penentu kesadaran dan tingkah laku manusia.
Karl Marx merumuskan “Materialisme Ekonomis” dimana kegiatan ekonomi akan berjalan jika kebutuhan materi mampu memacu manusia untuk beraktivitas dan berkesadaran dalam memenuhi kebutuhannya. Dan rumusan selanjutnya bila perekonomian mampu merubah laju sosial budaya dan sejarah kemanusiaan maka akan terbentuklah yang dinamakan “Materialisme Historis”.

F.     Rasio  Sebagai Alat Menganalisa
Karl Marx mengkritisi gagasan dari Feuerbach tentang materialism kontemplatif yang dianggap tidak cukup dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan, seakan pandangan dari Feuerbach ini tidak rasional meskipun Feuerbach mengakui pikiran sebagai benda akan tetapi yang menjadi permasalahan disini menurut Marx bukan tentang bagaimana menafsirkan dunia akan tetapi bagaimana merubah dunia, persoalan merubah dunia inilah yang disebut marx sebagai sebuah solusi praktis dimana materialisme dalam perannya berada diatas kesadaran manusia sehingga manusia yang dalam tingkah lakunya selalu berubah akan dihubungkan dengan kemampuannya dalam mencari kebutuhan materi bagi dirinya. Menurut Marx kasadaran manusia terus menerus mengalami perubahan, perubahan tersebut akan berjalan selaras dengan aktivitas manusia untuk mencukupi kebutuhan materialnya seperti bagaimana mencari makan, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya inilah yang kemudian menurut Marx menjadi faktor penentu kesadaran dan tingkah laku manusia.

1 komentar:

  1. Mas, kalau saya tidak 'gagal aham', disunting dari tulisan Ritzer ya ini? Sruktur tulis kalimatnya sama.
    Kok tidak dituliskan sumbernya?
    Moho maaf sebelumnya, tapi saya rasa ini indikasi plagiasi.. :D

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.
animasi bergerak gif
animasi bergerak gif