A. Kegiatan Dialog Sebagai Solusi Serta Metode – Metode
Dialog Yang Mengikuti
Menurut Karl
Marx, Dialegtika suatu metode diskusi tertentu dan satu cara tertentu dalam
berdebat yang di dalamnya ide-ide kontradiktif dan pandangan-pandangan yang
bertentangan dilontarkan. Masing-masing pandangan itu berupaya menunjukan
titik-titik kelemahan dan kesalahan yang ada pada lawannya, berdasarkan pada
pengetahuan-pengetahuan dan proposisi-proposisi yang sudah diakui. Dengan
demikian berkembanglah pertentangan antara penafian dan penetapan dilapangan
pembahasan dan perdebatan, sampai berhenti pada kesimpulan yang di dalamnya
salah satu pandangan yang bertentangan itu dipertahankan, atau sampai munculnya
cara pandang baru yang merujukkan kelemahan masing-masingnya.
Dengan
istilah metode dialegtika, Karl Marx mengacu pada kondisi-kondisi fundamental
eksistensi manusia. Ajaran filsafat Marx disebut juga materialisme dialektik,
dan disebut juga materialisme historis. Disebut sebagai materialisme dialektika
karena peristiwa ekonomis yang didominir oleh keadaan ekonomis yang meteriil
itu berjalan melalui proses dialektika: teses, antitesis dan sisntesis.
Mula-mula manusia hidup dalam keadaan komunistis
asli tanpa pertentangan kelas, dimana alat-alat produksi menjadi milik bersama
(tesis). Kemudian timbul milik pribadi yang menyebabkan adanya kelas pemilik
(kaum Kapitalis) dan kelas tanpa milik (kaum proletar yang selalu
bertentangan), disebut antitesis. Jurang antara kaum kaya (kapitalis) dan kaum
miskin (proletar) semakin dalam. Maka timbullah krisis yang hebat. Akhirnya
kaum proletar bersatu mengadakan revolusi perebutan kekuasaan. Maka timbullah
diktaktur proletariat dan terwujudlah masyarakat tanpa kelas dimana alat-alat
produksi menjadi milik masyarakat atau Negara (sintesis).
Marx
menganut dialektika tersebut dan menempatkan filsafat materialismenya dalam
bentuk dialektika murni. Jadi, dialektika modern, menurut klaim-klaim kaum
dialektiawan, adalah hukum berfikir dan sekaligus realitas. Karena itu,
dialektika modern adalah metode berfikir dan prinsip yang menjadi dasar
eksistensi dan perkembangan realitas. Gerak pikiran tidak lain hanyalah cermin
gerak realitas yang dipindahkan dan ditransformasikan di dalam benak manusia.
B. Sifat Dasar Manusia
Karl Marx percaya bahwa ada kontradiksi
nyata antara sifat dasar manusia
dan cara manusia bekerja
dalam masyarakat kapitalis. Bagi Marx,
ada suatu sifat dasar manusia pada umumnya, akan tetapi yang penting adalah
cara sifat tersebut “dimodifikasi pada masing masing tahapan sejarah” ketika
berbicara tentang sifat dasar umum kita marx sering menggunakan istilah species
being, yang dimaksud dalam istilah tersebut adalah potensi potensi atau
kekuatan kekuatan yang unik yang membedakan kita dengan mahkluk lain.
Dalam hubungan
antara kerja dengan sifat dasar manusia, terdapat perbedaan antara
manusia dengan mahkluk lain yang berkaitan dengan kerja, pertama, yang
membedakan kita dengan mahkluk lain adalah bahwa kerja kita mewujudkn suatu hal
di dalam realitas yang sebelumnya hanya ada di dalam imajinasi. Marx menyebut
proses di mana kita menciptakan obyek obyek eksternal di luar pikiran kita dengan
istilah obyektivikasi. Kedua, kerja ini bersifat material. Ketiga bahwa kerja
ini tidak hanya mengubah alam, tetapi juga mengubah kita termasuk kebutuhan,
kesadaran dan sifat dasar kita. Kerja oleh karena itu pada saat yang sama merupakan (1) obyektivikasi
tujuan manusia, (2)
pembentukan suatu relasi yang esensial antara kebutuhan manusia dengan obyek Material kebutuhan manusia, dan (3) transformasi sifat dasar manusia.
Penggunaan
istilah kerja oleh marx, tidak dibatasi untuk aktifitas ekonomi belaka,
melainkan mencangkup seluruh tindakn tindakan produktif, di mana kita mengubah dan mengolah alam material
untuk tujuan kita. Apapun yang diciptakan melalui aktivitas bertujuan yang
bebas ini merupakan suatu ekspresi dan transformasi hakikat kemanusiaan kita.
Kerja bahkan kerja artistic merupakan respon terhadap kebutuhan dan
transformasi yang di bawa kerja itu, juga mentransformasiakan kebutuhan kita.
Di samping itu, kerja merupakan aktifitas sosial. Kerja melibatkan orang lain
secara langsung dalam produksi produksi, atau tidak langsung karena orang lain
menyediakan alat alat atau bahan mentah yang kita butuhkan untuk kerja kita.
Kerja tidak hanya mentranformasikan kemanusiaan secara individual, tetapi juga
mentranformasikan masyarakat. Oleh kaarena itu, transformasi individu melalui
kerja dan tranformasi kerja dan transformasi masyarakat tidak dapat dipisahkan.
C. Alienasi
Dalam
hubungan antara kerja dengan sifat dasar manusia terdapat hubungan inheren,
akan tetapi hubugan tersebut dapat diselewengkan oleh kapitalisme, yang
kemudian di kenal dengan aliensi. Marx menganalisis bentuk yang aneh bahwa
hubungan manusia dengan kerja
manusia berada di bawah
kapitalisme. Kita tidak lagi melihat kerja kita sebagai sebuah ekspresi dan
tujuan kita. Tidak ada obyektivasi. melainkan, kita bekerja berdasarkan tujuan kapitalis yang menggaji
dan mengubah kita. Di dalam kapitalisme, kerja tidak lagi menjadi tujuan pada
dirinya sendiri (sebagai ungkapan dari kemampuan dan potensi kemanusiaan )
melainkan tereduksi menjadi sarana untuk mencapai tujuan, yaiu memperoleh uang.
Marx menggunakan konsep alienasi
untuk menyatakan pengaruh produksi kapitalis terhadap manusia dan masyarakat.
Hal terpenting yang perlu di catat adalah sistem dua kelas di mana kapitalis
menggunakan dan memperlakukan para pekerja sebagaimana produk produk akhir dan
para pekerja dipaksa menjual waktu kerja mereka kepada kapitalis agar mereka bisa bertahan.
Aliensi
terdiri dari empat unsur dasar. Pertama, para pekerja di dalam masyarakat
kapitalis teraliensasi dari aktivitas produktif mereka. Kaum pekerja tidak
memproduksi obyek berdasarkan ide mereka sendiri, melainkan bekerja kepada
kapitalis untuk menyambung hidup mereka dengan menerima imbalan. Kedua, pekerja
tidak hanya teraliensasi dari aktivitas produktif, akan tetapi juga dari tujuan
aktivitas aktivitas tersebut ( produk). Produk kerja mereka tidak menjadi milik
mereka, melainkan menjadi milik para kapitalis. Ketiga, para pekerja di dalam
kapitalisme teralienasi dari semua pekerja. Asumsi marx adalah bahwa manusia
pada dasarnya membutuhkan dan menginginkan bekerja secara kooperatif untuk
mengambil apa yang mereka butuhkan dari alam untuk terus bertahan. Namun, di
dalam kapitalisme kooperasi ini dikacaukan, dan manusia dipaksa untuk bekerja
untuk kapitalis dan tidak saling kenal walaupun mereka bekerja berdampingan.
Terakhir, para pekerja dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari potensi
kemanusiaan mereka sendiri. Kerja tidak lagi menjadi transformasi dan
pemenuhan sifat dasar manusia, akan tetapi membuat kita merasa kurang menjadi
manusia dan kurang menjadi diri kita sendiri.
D. Struktur Masyarakat Kapitalis
Marx
menganalisis tentang aliensi merupakan respon terhadap perubahan okonomi,
sosial politis. Dia mengkritik masyarakat kapitalis dan program untuk menanggulangi
struktur kapitalisme agar orang bisa mengekspresikan kemanusiaan yang
esensial. Kapitalisme adalah sistim kekuasaan, kekuasaan politis telah
diubah menjadi relasi ekonomi, dan jadialah kapitalisme adalah suatu cara
menjalankan kekuasaan dan proses eksploitasi pekerja.
·
Komoditas
Pandangan marx
tentang komoditas berakar
dari orientasi materialisnya,dengan fokus pada aktivitas aktivitas produktif para aktor. Pandangan marx bahwa di dalam interaksi interaksi mereka dengan alam
dan para aktor lain, orang-orang memproduksi obyek-obyek yang mereka butuhkan untuk
bertahan hidup. Obyek ini di produksi untuk digunakan oleh dirinya sendiri atau
orang lain di dalam lingkingan terdekat. Inilah yang disebut marx sebagai nilai
guna komoditas. Para aktor bukannya memproduksi untuk
dirinya atau asosiasi langsung mereka, melainkan untuk orang lain ( kapitalis).
·
Fetisisme komoditas-komoditas
Fetisisme
komoditas adalah kondisi ketika komoditas menjadi realitas independen, menjadi
sumber aliensi. Ekonomi memiliki fungsi produksinilai yang diperankan oleh
aktor. Relasi sosial antarmanusia terlihat seolah menjadi relasi antarbenda.
Fetisisme diartikan pula reifikasi, penyesuatuan tau proses memercayai secara
manusiawi bentuk sosial merupakan bentuk alami, universal, absolut. Struktur
sosial berada diluar kontrol mereka dan tidak bisa diubah.
·
Kapital, kapitalis, dan proletariat
Proletar adalah para
pekerja yang menjual kerja mereka dan tidak memiliki alat alat produksi
sendiri. Walaupun mereka tidak memiliki sarana dan pabrik sendiri, marx percaya
bahwa proletariat bahkan akan kehilangan keterampilan mereka seiring dengan
meningkatnya mesin mesin yang menggantikan keterampilan mereka. Kerena proletar
hanya memiliki sarana untuk memproduksi kebutuhan kebutuhan mereka sendiri,
maka mereka harus menggunakan upah yang mereka peroleh untuk membeli apa yang
mereka butuhkan ( yang mereka buat). Maka dapat disimpulkan bahwa proletariat
sepenuhnya bergantung pada upahnya untuk bertahan hidup. kapitalis adalah orang
orang yang memiliki alat alat produksi. Bagaimanapun, sebelum kita mengerti apa
itu kapitalis, maka kita harus mengerti dahulu apa itu capital. Capital adalah
uang yang menghasilkan lebih banyak uang. Dengan kata lain, capital lebih
merupakan uang yang diinvestasiakn ketimbang uang yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia.
·
Eksploitasi
Eksploitasi
merupakan suatu bagian penting dari ekonomi kapitalis. Tentu saja, semua
masyarakat memiliki sejarah eksploitasi, Untuk mengubah uangnya menjadi kapital
pemilik uang harus bertemu di pasar dengan buruh buruh yang bebas, bebas dalam
dua pengertian, di satu sisi sebagai seseorang yang bebas dia bisa mengatur
tenaganya sebagai komoditasnya sendiri, dan di sisi lain sebagai seseorang yang
tidak memiliki komoditas lain untuk dijual, dia kekurangan segala sesuatu yang
penting untuk merealisasikan tenaganya.
·
Konflik dan teori kelas sosial
Kelas
sosial atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis (atau
stratifikasi) antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya.
Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial, namun tidak semua
masyarakat memiliki jenis-jenis kategori golongan sosial yang sama. Berdasarkan
karakteristik stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau
golongan dalam masyarakat. Marx
menggunakan istilah kelas untuk menyatakan sekelompok orang yang berada di
dalam situasi yang sama dalam hubungannya dengan kontrol mereka terhadapa alat
alat produksi.
E. Pemahaman Tentang Materialistis
Materialisme adalah sebuah paham yang
begitu populer di tengah kehidupan manusia, Pertumbuhan laju ekonomi yang
semakin deras merupakan jasa dari materialisme yang telah berhasil menanamkan
pengaruhya dalam dalam alam fikiran manusia, Produksi yang di imbangi oleh
permintaan barang dan jasa yang besar menjadi penopang bagi mengalirnya
masyarakat industri.
Karl Marx mengkritisi
gagasan dari Feuerbach tentang materialism kontemplatif yang dianggap tidak
cukup dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan, dibutuhkan suatu konsep
materialisme yang lebih bersifat praktis atau terapan. Menurut Marx kasadaran
manusia terus menerus mengalami perubahan, perubahan tersebut akan berjalan
selaras dengan aktivitas manusia untuk mencukupi kebutuhan materialnya seperti
bagaimana mencari makan, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya inilah yang
kemudian menurut Marx menjadi faktor penentu kesadaran dan tingkah laku
manusia.
Karl Marx
merumuskan “Materialisme Ekonomis”
dimana kegiatan ekonomi akan berjalan jika kebutuhan materi mampu memacu
manusia untuk beraktivitas dan berkesadaran dalam memenuhi kebutuhannya. Dan
rumusan selanjutnya bila perekonomian mampu merubah laju sosial budaya dan
sejarah kemanusiaan maka akan terbentuklah yang dinamakan “Materialisme Historis”.
F. Rasio Sebagai Alat Menganalisa
Karl
Marx mengkritisi gagasan dari Feuerbach tentang materialism kontemplatif yang
dianggap tidak cukup dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan, seakan
pandangan dari Feuerbach ini tidak rasional meskipun Feuerbach mengakui pikiran
sebagai benda akan tetapi yang menjadi permasalahan disini menurut Marx bukan
tentang bagaimana menafsirkan dunia akan tetapi bagaimana merubah dunia,
persoalan merubah dunia inilah yang disebut marx sebagai sebuah solusi praktis
dimana materialisme dalam perannya berada diatas kesadaran manusia sehingga
manusia yang dalam tingkah lakunya selalu berubah akan dihubungkan dengan
kemampuannya dalam mencari kebutuhan materi bagi dirinya. Menurut Marx
kasadaran manusia terus menerus mengalami perubahan, perubahan tersebut akan
berjalan selaras dengan aktivitas manusia untuk mencukupi kebutuhan materialnya
seperti bagaimana mencari makan, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya inilah
yang kemudian menurut Marx menjadi faktor penentu kesadaran dan tingkah laku
manusia.
Mas, kalau saya tidak 'gagal aham', disunting dari tulisan Ritzer ya ini? Sruktur tulis kalimatnya sama.
BalasHapusKok tidak dituliskan sumbernya?
Moho maaf sebelumnya, tapi saya rasa ini indikasi plagiasi.. :D