3/18/2014

PERTAUTAN PENGETAHUAN DAN KEPENTINGAN



A.    Pengetahuan dan Kepentingan
Ilmu merupakan sebuah hakikat yang tidak akan terlepas dari manusia, sifat manusia yang ingin selalu tahu, heran, kagum, dan selalu ingin menjadi yang terbaik, mendorong manusia untuk mencari jawaban-jawaban atas realitas kehidupan. Sehingga ilmu dan kehidupan dapat di ibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, karena pada awalnya ilmu merupakan sebuah upaya untuk menjawab realitas kehidupan.
Namun saat ini terjadi dikotomi yang mendalam antara ilmu dan kehidupan manusia (kepentingan), khususnya setelah filsafat positivisme Comte diterima secara umum oleh madzhab ilmu pengetahuan diseluru dunia. Ilmu pengetahuan dituntut untuk melepaskan diri dari kepentingan kepentingan-kepentingan yang terselubung dalam ilmu pengetahuan, pengetahuan harus membangun free value dalam mencari ilmu pengetahuan. Pemisahan ilmu dari kepentingan ini menimbulkan dampak positif maupun negatif, disatu pihak ilmu menjadi sesuatu yang suci dari segala kepentingan-kepentingan namun, disatu sisi lain ilmu pengetahuan menjadi tanpa makna yang cenderung kurang berpihak kepada kemaslahatan bersama. Karena pada dasarnya ilmu pengetahuan dan kepentingan merupakan sesuatu yang harus diintegrasikan kembali sebagaimana ilmu di abad-abad klasik.

B. Tokoh Yang Membahas Ilmu Pengetahuan Dan Kepentingan
·    Immanuel Kant
Immanuel Kant berpendapat bahwa ilmu pengetahuan diperoleh dari sintesa apriori dan aposteriori, dimana dalam memperoleh pengetahuan yang rasional setidaknya rasio manusia menempuh tiga tahap refleksi. Pertama tahap pengetahuan indrawi yang terdiri dari unsur apriori dan aposteriori, dala hal ini apriori berkaitan dengan ruang dan waktu, aposteriorinya berupa kenyataan yang dapat diketahui. Tahap kedua, tahap akal budi dimana merupakan orde data indrawi yang telah dikenali pada tahap indrawi. Tahap ketiga adalah tahap rasio, tahap ini merupakan pengetahuan teoretisi murni yang berlandaskan argument-argumen.
·    Hegel
Hegel mengkritik kant, menurut hegel kesadaran kritis atau subjek pengetahuan tidaklah seba jadi melainkan merupakan sebuah proses pembentukan. Pendekatan pengetahuan hegel tidaklah trasendental, melainkan sebuah pendekatan yang fenomenologis, sebagaimana konsep roh absolute hegel dalam filsafat sejarahnya.
·    Marx
Marx berasumsi bahwa pengetahuan bukanlah idealisme yang metafisik tetapi merupakan suatu material yang kongkrit. Menurut marx pengetahuan merupakan proses material yang terjadi pada manusia yang kongkrit, dimana proses material ini adalah aktivitas manusia atau kerja.
·    Comte dan Mach
Comte dan Mach menggagas positivisme sebagai landasan dalam ilmu pengetahuan, Comte mengahiri refleksi subjek atas pengetahuannya dengan penyelidikan atas metodologi dan prosedur ilmu pengetahuan. Comte menganggap penyelidikan filosofis tidak akan kunjung selesai dan merupakan perbuatan yang sia-sia, seperti yang dilakukan metafisika.
C.    Ilmu Dan Kepentingan

o   Kepentingan ilmu teknis empiris-analitis
Kepentingan teknis dalam ilmu pengetahuan ini setidaknya diambil dari dua hal yaitu penguraian logika penelitian peirce dan menguraikan refleksi diri ilmu-ilmu alam. Dalam pandangan peirce penelitian ilmiah tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan kongkret sehari-hari karena kegiatan ilmiah merupakan satu kegiatan hidup itu sendiri.
Menurut habermas pendapat Pierce merupakan sistem tindakan instrumental, yang kemudian habermas mengkonsepkan 3 hal sebagai penguasaan atas kondisi eksternal manusia. Dimana tidakan tersebut dilaksanakan dalam rangka belajar yang bersifat kumulatif. Pertama kita memisahkan proses belajar dari proses kehidupan biasa, agar dapat mengkontrol objek secara selektif. Kedua, ketepatan dapat dijamin dan diperoleh suatu kebenaran ynag dapat dipercaya secara intersubjektif. Ketiga, mensistematisasi system pengetahuan kedalam suatu teori.
Dalam hal ini kepentingan kognitif menurut habermas mengarahkan penelitian ilmu-ilmu alam bersangkutan dengan menguasai alam secara teknis. Dalam bukunya knowledge and human interest habermas mengatakan bahwa ‘kita berbicara tentang sesuatu “kepentingan konstitusi pengetahuan kedalam penguasaan teknis yang mungkin’, yang menentukan jalannya objektifvasi kenyataan sebagai sesuatu yang niscaya dalam rangka kerja yang trasedental dari proses penelitian. Artinya kepentingan teknis merupakan dasar dari ilmu alam, menurut habermas konsensus tidak dapat dicapai dengan logika penelitian namun taraf yang melampaui logika penelitian yaitu komunikasi antar peneliti.

o   Kepentingan praktis ilmu-ilmu historis-hermeneutis
Dalam kepentingan hitoris-hermeunitis ini akan dibahas dua hal yaitu membahas hubungan anatara peneliti dan objek yang penelitian dan metodelogi dalam penelitian itu sendiri. Dalam segi epistimologi terdapat perbedaan antara ilmu alam dan ilmu budaya, diaman Perbedaan epistimologi ilmu alam dan ilmu budaya terletak pada hubungan subjek dan objek yang diteliti. Dalam ilmu alam hubungan peneliti dan objek yang diteliti berjarak sedangkan pada ilmu budaya tidak.
Karena sikap subjek terhadap objeknya berbeda, maka metode kedua ilmu pengetahuan itupun berbeda. Metode ilmu alam cenderung menggunakan metode erklaren (menjelaskan) sedangkan ilmu budaya verstehen (mengerti). Earklaren berarti menjelaskan suatu menurut penyebabnya sedangkan metode verstehen lebih cenderung menemukan makna dari produk manusiawi seperti sejarah, masyrakat, interaksi dan sebagainya. Habermas menjelaskan bagaimana hermeunetis ini memahami makna atas produk budaya dimana konteks konkret kehidupan dapat diungkap melalui ekspresi kehidupan yang terdiri dari tiga macam yaitu linguistik, tindakan dan ekspresi pengalaman.

o   Kepentingan emansipatoris ilmu-ilmu kritis

Pembedaan yang dilakukan oleh kant, antara rasio murni dan rasio praktis menghadapi kebuntuaanya ketika akan menjadikan rasio murni tersebut menjadi praktis. kant mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan ini. Menurut habermas, untuk menjawab pertanyaan itu, diperlukan suatu konsep tentang kepentingan yang tidak empiris tetapi tidak juga sepenuhnya terpisah dari pengalaman. Kepentingan yang dimaksud oleh habermas di sini adalah konstitutif pengetahuan.
Jika dengan rasio teoritis atau murni kita ingin menjawab pertanyaan apakah yang dapat saya ketahui?, dan dengan rasio praktis murni kita ingin kita menjawab pertanyaan apakah yang dapat saya lakukan?, maka pengetahuan kritis yang didorong oleh kepentingan kognitif itu ingin mejawab apakah yang dapat saya harapkan?
Pertanyaan pertama yang menuntut jawaban teoritis dan spekulatif ini terlakasana dalam ilmu pengetahuan. Pertanyaan kedua yang menuntut jawaban praktis dan ini terlaksana dalam etika.
Tetapi menurut habermas, pertanyaan ketiga menuntut jawaban yang bersifat praktis sekaligus teoritis dan di sinilah rasio murni berkaitan dengan rasio praktis. Lebi lanjut, habermas menjelaskan, jika kant memandang kepentingan praktis ini sebagai hasil rasio murni yang telah menjadi praktis, fichte memandangnya sebagai tindakan rasio sendiri. Rasio spekulatif dan rasio praktis identik dalam satu kegiatan kognitif. Kegiatan kognitif yang dimaksud adalah refleksi diri. Refleksi diri sebagai kunci habermas, dalam refleksi diri, ego menjadi transparan terhadap dirinya sendiri dan terhadap asal usul kesadaranya sendiri. Dalam kegiatan refleksi, kita, sebagai ego, tidak hanya memiliki kesadaran baru tentang diri kita sendiri, melainkan juga bahwa kesadaran baru itu mengubah hidup eksistensial kita sendiri. Tindakan mengubah hidup itu adalah tindakan emansipatoris. Karena dalam refleksi diri, kesadaran dan tindakan emansipatoris itu menyatu, maka dalam kegiatan refleksi, rasio kita langsung menjadi praktis.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
animasi bergerak gif
animasi bergerak gif